Ironi

Saya lahir saat di mana kapitalis merajalela, tanpa kemewahan kalian bukan apa-apa. Dan tidak akan menjadi apa-apa!

Kegengsian akan melahirkan keinginan untuk terlihat mapan, meskipun kadang harus "dipaksakan".

Sampai-sampai, ada beberapa kalangan orang tua yang hidup di zaman modern ini masih saja bersifat yang tidak modern. Atau ke-"modern-"an melahirkan hal-hal bodoh?

Ya, salah satunya adalah menjadikan anak sebagai ladang investasi. Bukan saya tidak setuju dengan pernyataan bahwa "Anak harus menaikkan derajat orang tua." Saya setuju dan mendukung, tetapi dengan cara yang benar.

Tidak dengan kata-kata yang seolah menyatakan bahwa ia tidak terpelajar. Dari lidah saja sudah tergambar kapasitas dirinya.

Bukankah sering kita mendengar orang tua berkata :

"Kalo cari pacar harus kaya, harus gini, harus gitu."

Tingkat jodoh atau tidaknya seorang dinilai berdasarkan kepemilikinya atas benda, yang padahal jelas, apapun yang kita miliki saat ini tidak ikut dikubur dengan jasad kita yang telah menjadi bangkai.

Pangkat, jabatan, harta, bahkan kecantikan/ketampanan. Hanya kias dunia yang bertahan untuk beberapa saat.

Mencari kesenangan itu perlu, tetapi berlebihan atas kesenangan adalah musibah. Kita bisa ambil contoh, gula apabila dikonsumsi secukupnya akan memberikan kenikmatan pada lidah, tetapi jika berlebih akan menimbulkan penyakit bernama diabetes. Sama halnya dengan kesenangan, mereka yang hidup tanpa sedikitpun rasa sedih dan selalu berbahagia akan menuntut untuk mendapat kehormatan lebih, dan tentu itu akan membuatnya menjadi manusia yang sungguh saat tidak bijaksana. Ya hidupnya di atas kaki kesombongan.

Mungkin perlu untuk dicatat, bahwa ada seorang pemikir pernah berkata :

"Jadilah seseorang yang berambisi untuk tidak berambisi.." -Diogenes-

Selamat hidup untuk harta dunia, carilah kehormatan tanpa henti. Hingga akhirnya kamu harus tersadar bahwa bersyukur merupakan wujud berterima kasih pada tuhan. 

Komentar

Postingan Populer