SIAPA? PART 3 - FLASHBACK (CERPEN)

 Semua terasa asing di penglihatan, suara-suara pun terasa baru dipendengaran, harum di penciuman pun sama; baru.

Aku baru saja pindah ke tempat ini, tempat yang jauh dari peradaban. 

Kanan dan kiri masih dipenuhi ilalang panjang, atau pohon-pohon besar.

Sejauh mata memandang, hanya ada kesunyian; Populasi di sini masih sedikit, tidak sebanyak tempatku sebelumnya.

Bertahun-tahun sejak aku lahir; perkotaan adalah tempatku. Suara-suara riuh kendaraan adalah hal biasa dipendengaranku, gaduh kemacetan adalah pandanganku, serta bau polusi adalah hal biasa untuk penciumanku.

Barangkali benar; tidak meratanya pembangunan membuat tidak merata pula populasi. Pemuda-pemuda desa engga hidup dan membangun desanya.

Mereka memilih untuk menjadi pesuruh di kota; membuat seolah warga desa tidak memiliki sesuatu pun untuk dibanggakan.

Pendidikan rendah, wawasan yang tak seberapa, dan modal yang tak ada.

Rendah dihadapan orang kota; mudah ditipu, dibudaki, hingga diinjak-injak.

Begitulah nasib yang mereka pilih

Sedang aku; berpendidikan, berwawasan saja enggan untuk berada di perkotaan. Inginku tenang dalam keseharian yang biasa-biasa saja, menjadi tuan atas diriku sendiri, maju dan bersuka atas pengalamanku sendiri.

Aku menyusul pulangnya ayah dan ibu setelah mereka lebih dulu memutuskan untuk pindah kepedesaan.

Mereka menyebut "masa pensiun", aku setujui mereka.

Di masa-masa pensiun mereka harus tenang menikmati masa-masa tua jauh dari peradaban yang tidak sehat lagi. Dan memulai hari baru tanpa sedikitpun memikirkan hal tak perlu.

Berbahagialah, ayah ibu.

Aku turut berbahagia.

Komentar

Postingan Populer