Broken Home
Broken home
Al-abbas sangadji
Aku hanya ingin seperti anak lain,
saat dimana mereka mendapat kasih sayang tulus dari orang tua mereka. Aku tidak
membutuhkan hal yang istimewa, aku tidak pernah menuntut untuk dibelikan mobil
mewah atau pun motor mewah. Yang aku pinta hanya mereka ada, ada disaat segala
masalah itu datang, saat arah-arah hidupku mulai kacau tak menentu. Kurindukan
masa indah saat kita masih bersama, saat kita duduk bertiga. Bertamasya bagai
keluarga bahagia diluar sana, saat kalian berdua sibuk dengan pekerjaan kalian.
Kalian mengajarkan ku suatu hal “apa itu arti kerinduan?” saat rindu itu
datang. Aku hanya pergi ke suatu yang tempat 'gelap' yaitu kamar, kamar ini tidak indah hanya ada foto-foto lama dan amat gelap disini, tetapi disinilah segala keluh kesah bahkan derita yang aku punya, aku ceritakan padanya.
Aku
rindu bercengkrama saling berbagi tawa, saat yang benar-benar indah di mata ku.
Kulihat anak lain diluar sana “marah-marah” kepada orang tua mereka karena hal
yang sepele, banyak ku dengar alasan dari mereka mulai dari tidak dibelikannya handphone, atau tidak dibelikannya motor. Sedangkan aku? Apakah aku tega
meminta barang mewah seperti itu? Aku hanya berharap suatu hari nanti bisa
membelinya sendiri dengan hasil jerih payah ku sendiri. Lalu, apa yang aku
minta dari mereka berdua? Yang ku pinta hanya satu, mereka sehat hingga nanti aku
dewasa. Meski kita tidak bersama seperti dahulu kala, aku
tetaplah anak yang kalian idamkan. Aku lahir dengan tangis, tangis yang
disambut dengan senyum dari kalian berdua. Tapi sekarang kalian pergi ke tempat
entah dimana itu, menyisahkan tangis. Namun, tak ada senyum kali ini.
Saat
aku terbangun dari mimpi ku, ku pernah berharap tidak terbangun dari mimpi itu.
Di dalam mimpi itu, aku lihat kalian berdua. Tengah memanjakan aku, iya aku
anak mu. Tapi apa? Itu hanya mimpi, kini saat aku butuh apa itu perhatian, aku
hanya meminta dari orang-orang terdekat yaitu sahabat, atau pun Kekasih. Tapi
terkadang mereka hanya menambah kesedihan yang sungguh mendalam ini, saat aku
menutupi kesedihan ku, terkadang masalah itu bukan tertutupi. tetapi kesedihan itu malah terbuka lebar dibuatnya, aku hanya seorang yang bodoh. sebagian dari teman-temanku memandang sebelah mata kepada ku, aku memang lemah, aku tidak seharusnya ada.
Kini hari-hari aku lewatkan tanpa kalian, hari indahku kini sirna dimakan waktu, kalian pergi tanpa pernah berpamitan, membuat begitu banyak kegelisahan di hati. "mengapa kalian pergi?" pertanyaan yang ada dibenakku, pertanyaan yang seakan menyudutkan kalian. "mengapa dahulu kalian berjanji untuk bersama dan akhirnya pergi dan membuat sebuah derita" membuat aku tidak berdaya dibuatnya. "apa kalian malu memiliki anak seperti ku?" aku hanyalah anak bodoh, bukankah kalian berfikir bahwa anak seperti ku tidak akan membahagiakan kalian. aku tidak hanya merasakan sebuah kesakitan. bahkan derita adalah sebuah penambah dalam bumbu kesedihan hidup ini. "siapa dalang dari semua ini?" dalang dari kehancuran keluarga indahku, dalang segala melankolia di hati. tidak ada jawaban untuk itu, yang jelas aku terus berdiri disini. mencoba untuk bangkit, dan menghapus air mata yang telah kalian buat. percayalah, aku adalah anak bodoh yang hanya merindukan kasih sayang orang tua.
Kini hari-hari aku lewatkan tanpa kalian, hari indahku kini sirna dimakan waktu, kalian pergi tanpa pernah berpamitan, membuat begitu banyak kegelisahan di hati. "mengapa kalian pergi?" pertanyaan yang ada dibenakku, pertanyaan yang seakan menyudutkan kalian. "mengapa dahulu kalian berjanji untuk bersama dan akhirnya pergi dan membuat sebuah derita" membuat aku tidak berdaya dibuatnya. "apa kalian malu memiliki anak seperti ku?" aku hanyalah anak bodoh, bukankah kalian berfikir bahwa anak seperti ku tidak akan membahagiakan kalian. aku tidak hanya merasakan sebuah kesakitan. bahkan derita adalah sebuah penambah dalam bumbu kesedihan hidup ini. "siapa dalang dari semua ini?" dalang dari kehancuran keluarga indahku, dalang segala melankolia di hati. tidak ada jawaban untuk itu, yang jelas aku terus berdiri disini. mencoba untuk bangkit, dan menghapus air mata yang telah kalian buat. percayalah, aku adalah anak bodoh yang hanya merindukan kasih sayang orang tua.
Dear Danang🌊
BalasHapusApa aku tak dapat diterima sebagai sesuatu yg baik untukmu ? Diterima sebagai sahabat bukan teman namun lebih dri itu...maaf aku membuat mu merasakan sakit hati, ketika kamu dilanda kepedihan teramat dalam itu ....aku masi menerima mu kapan pun....dan aku tak mau sampai disini karna suatu saat jika aku mencapai keabadian aku takut menanggung dosa yg besar... maaf ya aku cuma sosok yg memang patut dijauhi dan ditindas😢😢😢😢😢😢
Dear Danang🌊
BalasHapusApa aku tak dapat diterima sebagai sesuatu yg baik untukmu ? Diterima sebagai sahabat bukan teman namun lebih dri itu...maaf aku membuat mu merasakan sakit hati, ketika kamu dilanda kepedihan teramat dalam itu ....aku masi menerima mu kapan pun....dan aku tak mau sampai disini karna suatu saat jika aku mencapai keabadian aku takut menanggung dosa yg besar... maaf ya aku cuma sosok yg memang patut dijauhi dan ditindas😢😢😢😢😢😢