Catatan Kecil untuk Penguasa (Puisi)
Oleh Al-abbas Sangaji
Di bawah
balutan panas mentari,
Aku berdiri,
Diantara
keringat yang membasahi jiwa,
Aku berteriak
lantang.
Berteriak
atas ketimpangan yang ada.
Di negeriku
yang amat aku cintai ini,
Banyak ketidakadilan
terjadi..
Aparat yang
seharus menjaga rakyat,
Malah menjadi
musuhan rakyat.
Pejabat yang
seharusnya memikirkan kehidupan rakyat,
Malah menjadi
koruptor yang membuat rakyat tambah melarat.
Setiap mata
memandang,
Kekayaan
negeri terpandang.
Namun mengapa?
Mengapa rakyatnya dirundung kemiskinan?
Kelaparan
disajikan seumpama hidangan disetiap harinya.
Bapak
penguasa yang kami cinta,
Yang kami
butuhkan adalah gizi dan nutrisi,
Tapi kenapa
yang kami dapatkan selalu malnutrisi?
Bapak penguasa
yang kami pilih,
Dimana letak
kerja kau selama ini?
Apakah matamu
buta?
Ataukah telingamu
sudah tuli?
Lihat bapak,
Anak-anak
Papua butuh nutrisi,
Sampai
akhirnya mati kurus tanpa isi.
Dengarkan
bapak,
Dengarkan
RINTIHAN perut mereka yang BERTERIAK membutuhkan NASI, bukan BESI.
Bapak,
Apa benar
negeri ini adalah negeri demokrasi?
Jika itu
benar adanya,
Biarkan kami
berargumentasi,
Biarkan
siang yang panas ini,
Menjadi siang
yang lebih panas lagi,
Karena
akan kami bakar sumbu dari ledakan api kemarahan.
Agar bapak
penguasa tahu,
Bahwa negeri
ini, sedang tidak baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar