Broken home? Kalian bisa!!!

Al Abbas Sangaji

Sebagian besar pasti sudah mengenal istilah Broken Home, yang mana istilah itu mengartikan sebuah kekacauan yang terjadi disebuah keluarga. Seperti perceraian, perselingkuhan orang tua, kekerasan orang tua, atau saling tidak pedulinya kedua orang tua tersebut. Yang biasanya akan berdampak negatif kepada keturunan mereka (anak). Dan terlebih, masyarakat pada umumnya sudah menghakimi mereka (korban Broken Home) seperti memberikan cap buruk terhadap mereka, yang tentunya akan membuat mereka menjadi lebih terasingkan di masyarakat.

            Cap buruk pada mereka korban dari Broken Home tentunya berdampak luas terhadap keberlangsungan hidup korban Broken Home, dan membuat mereka lebih tidak peduli akan sekitar karena sekitar pun acuh terhadap mereka. Maka tidak jarang, banyak dari korban broken home yang lebih Individualistis, seperti lebih banyak berada di rumah, atau pun menghabiskan waktu di kamar.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan banyak hal, namun yang utama adalah trauma yang didapatkan oleh para korban Broken Home tersebut. Terkadang bergaul dengan dunia sekitar hanya membuat mereka iri akan kebahagiaan yang dapat dirasakan kawan sebayanya, sedangkan mereka tidak dapat merasakannnya. Maka dari itu, mereka lebih memilih jalan untuk mandiri dan melakukan apapun sendiri.

Mengapa pandangan masyarakat buruk terhadap mereka?

Pandangan buruk masyarakat itu terjadi karena banyak diantara korban melakukan hal-hal negatif, seperti menjadi pecandu narkoba, peminum alkohol, atau melakukan tindak kriminal. Namun, pandangan tersebut harus mulai dihapuskan dari masyarakat kita. Karena perilaku buruk dari para korban, biasanya terjadi karena mereka hanya ingin melupakan masalah yang ada di dunianya, lalu membuat dunia baru yang memungkinkan untuk membahagiakan diri mereka atau sekedar membuat mereka lupa akan masalah mereka. Dan bukan jarang, perbuatan mereka tersebut adalah hal-hal negatif.

Akan tetapi, tidak semua dari korban Broken Home yang melakukan hal negatif tersebut. Semua itu tergantung dari diri mereka sendiri. Bagaimana mereka menempatkan diri dikehidupan sosial, dan membantu kedua orang tua mereka menyelesaikan masalah (jika masih dapat dirundingkan). Mereka harus berpikir luas, agar masalah yang berat itu dapat dilewati dengan hati yang lapang pula.

Bagaimana caranya mengatasi para korban broken home?

Cara yang dapat dilakukan tidak sulit, kalian para kerabat hanya perlu mengarahkan mereka ke arah positif, seperti membantu mereka mengembangkan potensi mereka. Misalnya : mereka hobi futsal, bantu mereka mengembangkan potensi itu, agar potensi yang mereka miliki menjadi pelupa akan masalah yang ada.

Selalu ingatkan mereka kepada pencipta, hal yang satu ini terbilang sulit. Bagaimana bisa begitu? Karena terkadang korban Broken Home adalah remaja, yang tentunya lebih menggemari hal-hal yang dapat membuatnya senang. Nah, tentunya kita tidak dapat menutup mata, bahwa kegiatan keagamaan oleh sebagian remaja adalah hal membosankan, seperti yang dipaparkan sebelumnya, bahwa cara satu ini terbilang sulit. Namun, cara ini perlu dilakukan agar dapat menjauhkan mereka dari tindak-tindak yang dapat melanggar norma-norma agama.

Temani mereka, dengarkan segala cerita mereka yang selalu butuh didengarkan, jangan lupa untuk mereka candaan agar mereka tertawa dan dapat membuat mereka lupa atas masalahnya, walau hanya sejenak. Jangan kalian hakimi mereka, karena masalah yang terjadi bukan keinginan mereka, mereka hanya korban. Jangan kucili mereka, karena mereka juga berhak atas kehidupan sosial. Mereka juga butuh dukungan, bukan hanya sekedar hinaan.

Dan apa bila salah satu dari kerabat kalian ada yang terlibat hal-hal negatif setelah terjadi Broken Home. jangan salahi mereka, karena terkadang mereka hanya butuh kesenangan, tetapi ketika mereka butuhkan itu, mereka hanya mendapatkan hinaan, cacian, atau terkadang juga pengasingan. Ketika ia butuh untuk didengarkan, ia hanya ditinggalkan sendirian tanpa teman, jadi jangan salahkan mereka ketika mereka mencari kebahagiaan dengan cara yang salah. (karena kalian para kerabat malah menjauh saat dia butuh), dan ketika mereka lebih jatuh kalian lebih menghakiminya.

Ingat, seburuk apapun manusia di masa lalu, ia tetap memiliki masa depan untuk mengubahnya. Kalian tidak berhak menghakimi mereka, karena sekotor-kotor apapun manusia, sebanyak apapun dosa manusia, itu urusan ia dengan Tuhan. Menjauhi dan menghinanya, tidak akan membuat kondisi semakin baik, namun akan bertambah buruk seiring berjalannya waktu.

Berilah mereka ruang untuk bermasyarakat, agar mereka merasa bahwa mereka tidak hidup sendiri. Dan pastikan, bahwa mereka tidak boleh berhenti untuk bercita-cita, hal tersebut dapat memotivasi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Untuk kalian para korban, tetap semangat. Buktikan pada mereka, walaupun kalian tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan, kalian tetap bisa melakukan apa yang dapat mereka lakukan. Kita ambil contoh John Lennon, keluarganya hancur, bahkan ia harus diasuh oleh bibinya. Namun, segala hancur dirinya tidak membuatnya putus asa, dan terus berkarya. Dan tentunya beliau sudah membuktikan pada kita semua, bahwa Broken home bukanlah sebuah alasan, tetapi Broken home adalah pacuan untuk membuktikan bahwa kalian tetap pantas berada di dalam lingkup sosial dan membungkam omongan buruk tentang kalian dengan cara : menjadi sukses!

“..Hidupkan terlihat indah, bila kau mampu merubahnya...” Detik tak bergerak, Pee Wee Gaskins.

Komentar

Postingan Populer